Jadi Pembicaraan, Begini Filosofi Payung FahmiBae



#FHStory
Jadi Pembicaraan, Begini Filosofi Payung FahmiBae


Sebulan terakhir Fahmi Fahmi  membuat sebagian masyarakat di Kabupaten Serang penasaran soal payung #FahmiBae. Rasa penasaran ini wajar mengingat Fahmi sering memberikan hadiah payung berwarna kuning putih dan bertuliskan FahmiBae.

Sebagian masyarakat Kabupaten Serang mulai bertanya - tanya dan penasaran tentang payung Fahmi Bae yang selalu ia berikan saat menghadiri acara disejumlah daerah. 

“Ini payung Bu buat kalau berangkat pengajian biar ga kehujanan,” kata Fahmi kepada seorang ibu ketika menghadiri acara Pengajian Kebangsaan di Kecamatan Kibin, beberapa waktu lalu.

Ibu itu mendapatkan hadiah payung FahmiBae setelah diajak naik ke atas panggung oleh Fahmi dan menjawab pertanyaan ringan dari Fahmi. Diantara pertanyaan itu adalah tentang Pancasila.

“Terima kasih bapak, semoga berkah dan terwujud mimpinya,” kata ibu tersebut. Pada bagian lain di Kecamatan Pabuaran, Cikeusal, Kopo dan Cinangka pun sejumlah warga mendapatkan hadiah payung FahmiBae.


Di Kecamatan Cinangka misalnya, Fahmi memberikan hadiah payung FahmiBae kepada calon bidan yang membacakan puisi yang ditujukan kepada Fahmi Hakim. Tidak hanya payung, gadis ini juga mendapat uang tunai.

Sementara di Kecamatan Pabuaran, tiga petani mendapatkan payung FahmiBae setelah dites soal Pancasila. Di tempat ini sempat terjadi gelak tawa karena seorang petani lupa menyebutkan sila ke dua Pancasila.

Hadiah ini bukan tanpa filosofi, tentu saja memiliki makna yang melekat pada diri Fahmi Hakim. Beberapa diantara filosofi payung FahmiBae adalah payung itu menjadi simbol merakyatnya Fahmi Hakim.



Dengan harga yang terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran, payung mudah didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Entah petani, pedagang, guru, birokrat, camat, lurah dan lainnya.

Itulah sosok Fahmi Hakim, ia hadir ditengah - tengah masyarakat dengan segala profesi dan status sosial. Nilai kerakyatan inilah yang menjadi alasan mengapa Fahmi memilih payung untuk dijadikan hadiah kepada masyarakat.


“Saya juga kan berasal dari masyarakat biasa dan kebetulan ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi pejabat maka saya harus mengingat itu. Dan payung inilah saya kira cocok untuk dijadikan ikon soal kerayakatan itu,” kata pria kelahiran Tunjungteja 1979 ini.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar