Dari Ngariung Hingga Panen Timun


Roadshow ke Petani
Dari Ngariung Hingga Panen Timun


Pada Juli 2022 saya menemui sejumlah komunitas petani di beberapa daerah di Kabupaten Serang. Sebagai orang yang memiliki latarbelakang pendidikan pertanian tentu saya punya kepentingan karena merasakan betul menjadi anak petani.

Kebetulan orangtua saya selain mengajar juga menjadi seorang petani. Saya masih ingat ketika remaja dulu sering menjual hasil perkebunan orangtua dan petani di desa untuk saya jual ke Pasar Rau.

Jangan bayangkan dulu mudah mencari kendaraan losbak seperti sekarang ini. Boro - boro untuk sewa losbak sekadar sewa motor saja kita mikir - mikir. Alhasil hasil perkebunan orangtua saya bawa pakai motor, kadang juga pakai angkotan desa karena kebetulannya lagi saya dulu ikut jadi kenek sopir angkot jadi bisa cingcai dengan sopir.

Kembali soal pertemuan saya dengan para petani. Dari sekian persoalan memang ada yang luput dari orang, yaitu minimnya kemampuan petani dan mengkalkulasikan hasil petani menjadi sebuah bisnis.

Yang saya temukan adalah mereka panen, hasilnya bagus dan laku tetapi ketika di ujung mereka tidak bisa menabung karena tidak ada uang lebih. Ini kan aneh. 

Makanya ketika bertemu mereka saya ajari mereka cara menggunakan rumus bisnis sederhana untuk petani sehingga harapannya kedepan mereka bisa mendapatkan keuntungan dan bisa menabung.

Itulah mengapa ketika saya hadir ditengah mereka saya menyatu dengan kebiasaan mereka. Ketika mereka nyemplung ke sawah panen saya ikut, ketika mereka ngariung makan bersama di gubuk yang ada di persawahan saya juga ikut. Tujuanya apa, pertama agar saya bisa merasakan langsung apa yang mereka rasakan walaupun sebenarnya saya juga pernah merasakan itu. 

Kedua adalah agar mereka tidak canggung karena terkadang ketika dihadapan orang yang punya jabatan mereka canggung, takut dan tidak lepas apa yang sebenarnya menjadi unek - unek mereka. Alhamdulillah dengan cara egaliter seperti itu mereka nyaman dan kita seperti teman sesama petani. Mereka curhat dan menitipkan harapan kepada saya.

Bukan apa - apa, sebagai anak petani dengan latarbelakang pertanian saya merasa ikut bertanggungjawab moral terhadap nasib mereka agar menjadi lebih baik. Semoga pertemuan saya dengan mereka bisa menambah pencerahan dan membawa keberkahan.

Salam,
Fahmi Hakim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar